Rabu, 26 Oktober 2011

gordon dan norma yeager,sebuah cinta sejati

cerita tentang kisah pasangan yang sudah menikah selama 72 tahun ini meninggal dengan bergandengan tangan. Keduanya menghembuskan nafas terakhir di sebuah rumah sakit di AS setelah mengalami kecelakaan.
Seperti dikutip dari ABC News, Gordon Yeager (94 tahun) dan istrinya Norma (90 tahun) meninggalkan rumahnya di sebuah kota kecil bernama State Center, Iowa, Rabu (19/10/2011). Mereka berencana pergi ke pusat kota Iowa.

Tapi keduanya tidak pernah sampai ke Iowa. Kecelakaan mobil membuat pasangan itu masuk ruang gawat darurat rumah sakit. Keduanya mengalami patah tulang dan sejumlah luka-luka.

Menurut anak pasangan itu, Donna Sheets (71 tahun), saat sudah berada di rumah sakit, ayah dan ibunya tetap saling peduli. "Dia (Norma) bilang dadanya sakit dan dia bertanya bagaimana dengan ayah," ujar putra mereka, Dennis Yeager (52 tahun). "Sedangkan ayah merasa punggungnya sakit dan dia juga bertanya bagaimana ibu kami," tambahnya.

Ketika pihak rumah sakit menginformasikan kondisi pasangan itu tidak juga lebih baik, mereka akhirnya ditaruh dalam satu ruangan. Di ruangan tersebut, mereka berbaring di tempat tidur yang berdampingan dan keduanya pun bergandengan tangan.

"Mereka bergandengan tangan. Ayah dengan tangan kanannya dan ibu tangan kiri," kisah Sheets.

Gordon Yeager menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 15.38. Saat itu dia sudah tidak bernapas. Namun keluarga terkejut saat melihat layar monitor jantung.

"Kami melihat ke monitor kalau jantungnya masih berdetak. Perawat mengatakan ayah mengambil detak jantung ibu melalui tangan ibu," tutur Sheets.

"Kami berpikir, Ya Tuhan, jantung ibu masih berdetak melalui ayah," tambah Yeager.

Satu jam kemudian, Norma Yeager meninggal, menyusul sang suami. "Ayah selalu bilang seorang wanita layak ditunggu. Ayah menunggu satu jam dan menahan pintu untuknya," tutur yeager lagi.

Pasangan bahagia ini, menikah pada tahun 1939, tepatnya pada hari di mana Norma Yeager lulus SMA. diceritakan oleh anak-anaknya,kalau orangtua mereka bagai sebuah "tim". Mereka melakukan perjalanan bersama-sama, mereka berada di klub bridge yang sama, dan mereka bekerja sama dalam berbagai macam bisnis. Intinya "Mereka selalu melakukan segalanya bersama-sama, Mereka tidak pernah terpisahkan, benar-benar tidak pernah," ungkap sheets


Bahkan saat akan dimasukkan ke dalam peti jenazah, untuk kemudian dikremasi, pihak keluarga bertanya dan berharap, "Dapatkah mereka tetap bergandengan tangan, dan abunya disatukan? Karena itulah cara hidup mereka. Hampir sepanjang hidup, mereka lalui bersama."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan isi Informasi Identitas anda:

Google/Blogger : Account Blogger.
Wordpress : account wordpress
Name/URL : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonymous : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda.